Isnin, 10 Jun 2013

pantun cinta

Segak gagah putera bistari 
puteri manja kesayangan ratu, 
Seri wajahmu igauan mimpi 
senyum kerlingan penawar rindu, 

Camar laut melayang rendah 
tampak ikan lalu disambar, 
Kasih padamu hinggap menyinggah 
dalam pelukan bukanlah sebentar, 


Tenang-tenang air di laut 
sampan kolek mudik ke tanjung, 
Hati terkenang mulut tersebut 
budi yang baik rasa nak junjung, 


Meninjau padi masak 
batang kapas bertimbal jalan, 
Hati risau di bawa gelak 
bagai panas mengandung hujan,  


Asap api di Tanjung Tuan 
Kuala Linggi bakaunya rendah, 
Harap hati kepada tuan 
langit tinggi ku pandang rendah, 

Dua puluh satu bilangan Melayu 
satu likur bilangan Jawa, 
sama-sama menanggung rindu 
kalaupun mati kita berdua, 


Walaupun jauh dipandang mata 
cinta ku semai kasih sejati, 
Biarpun jauh di seberang sana 
kasih ku berubah tidak sekali,


Ku kutip bunga buat karangan
karangan diletak di atas peti, 
Ingin ku sunting bunga di jambangan
buat penyeri di taman hati,


Ambil tali buat pengikat 
Tali sabut panjang sedepa, 
Bukankah janji telah diikat 
kedatangan kanda ditunggu setia,


Hendak ke seberang naik penambang 
perahu penambang tidak berpintu, 
Usahlah kanda berhati bimbang 
perhubungan kita mendapat restu,


Duduk berehat di pinggir kali 
mengingat kekasih yang telah pergi, 
Bukan ku bimbang kekasih kembali 
takut luka berdarah kembali,


Mandi-manda di pinggir kali 
kali jauh naik pedati, 
Bukan setakat dia kembali 
ingin pula merayu hati,


Petik mari buah ciku 
ambil yang manis letak di peti, 
Kenapa dinda berubah laku 
adakah kasih bertukar benci,


Cantik indah suntingan melati 
melati desa menarik sekali, 
Apakah maksud dinda tak mengerti 
bicara kanda dalam sekali,

Cantik ayu si gadis sunti 
pandai pula menjahit jala, 
Baru senang rasa di hati 
air berkocak tenang semula,


Ikan haruan si ikan tenggiri 
dibawa orang dari Linggi, 
Padamu kanda ku perhambakan diri 
bawalah daku kemana kau pergi,

Berkurun lama pergi menjauh  
wajah ku lihat di dalam mimpi,  
Kalau dah kasih sesama sungguh  
kering lautan tetap ku nanti,  

Surat ku layang untuk berkata  
penyampai hasrat kata di hati,  
Kalaulah sungguh kasihkan saya  
jangan dibuang sampai ke mati,  


Indah nian bulan mengambang  
keliling pula bintang bercahaya,  
Wajah tuan bila ku pandang  
bagai melihat pintunya syurga,  


Langit cerah awan membiru  
dinihari embun pun jatuh,  
Sakit sungguh menanggung rindu  
di dalam air badan berpeluh,  


Senja berlalu iramanya merdu  
malam berhiba silih berganti,  
Merdu suaramu berputik rindu  
menganyam cinta di tasik hati, 
 


Kata terbukti setulus budi 
sepanjang abad terkalung di jiwa, 
Cinta sejati terus bersemi 
selagi jasad terkandung nyawa, 

Hilang sepi diraut wajah 
usah terlerai nilainya budi, 
Setia janji tak akan berubah 
kasih tersemai tetap abadi,


Petang hari indah di taman 
berjalan-jalan bersuka-ria, 
Kanda datang membawa harapan 
ingin mendirikan istana bahagia,


Burung merpati terbang melayang 
singgah sebentar di pohon meranti, 
Rindu hatiku bukan kepalang 
wajah mu tuan termimpi-mimpi,


Selat Melaka lautnya tenang 
di situ tempat perahu bugis, 
Orang jauh janan dikenang 
kalau dikenang tentu menangis,

Terkenal gagah Indera Putera 
gagah lagi pahlawan berlima, 
Perlukah kanda bersumpah setia 
seia sekata hidup bersama,


Sayang selasih dibuat main 
air perigi dingin te
rasa, 
Hati tidak pada yang lain 
walau dinda jauh di mata,


Asal kapas jadi benang 
dari benang dibuat kain, 
Barang lepas jangan di kenang 
sudah jadi orang lain,


Pucuk pauh delima batu 
anak sembilang ditapak tangan, 
Biar jauh beribu batu 
jauh di mata di hati jangan,


Dulang perak cantik terukir 
hadiah untuk tuan puteri, 
Jangan dikirim salam terakhir 
kekasih di sini setia menanti,

Indah nian Seri Menanti 
Seri Menanti bandar di raja, 
Dinda akan ku jadikan permaisuri hati 
seraut wajahmu ku jadikan penawar hati,

Tiada ulasan:

Catat Ulasan